Senin, 23 Mei 2011

INDONESIA: Menteri Pertahanan Meresmikan KRI Clurit

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro Senin ini meresmikan KRI Clurit, sebuah kapal dengan panjang 40 meter dibuat di Indonesia yang akan digunakan untuk membantu mengamankan perairan Negara di bagian barat.

“Saya dengan ini meresmikan KRI Clurit,” kata menteri pada sebuah upacara di pelabuhan barang Batam, provinsi Kepulauan Riau.

Menteri mengatakan bahwa KRI Clurit adalah kapal pembawa misil ringan yang dirancang dan dibangun sepenuhnya oleh orang Indonesia di PT Palindo Marine.

“Dengan ini, Indonesia telah memulai untuk memiliki kemampuan menjaga lautnya dengan kapal-kapal buatan sendiri. Kita tidak lagi membutuhkan belas kasihan,” demikian katanya.
Peresmian KRI Cluri0t-40 merupakan jawaban pertanyaan atas tanggung jawab untuk menjaga wilayah perairan Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam.

Beliau mengatakan selat-selat di wilayah perairan Indonesia juga merupakan jalur perdagangan.
“Peristiwa ini adalah tonggak sejarah dalam perjalanan bangsa mempercayai industry pertahanan sendiri,” katanya.

Dia berkata produksi peralatan pertahanan utama tidak akan menghentikan pembuatan KRI Clurit. Dia mengatakan pemerintah akan melanjutkan melengkapi TNI dengan lebih banyak kapal. Dia berkata sebuah kapal selam dan kapal penghancur buatan Indonesia akan menjadi tambahan didalam jajaran peralatan perang marinir.

Yusgiantoro berkata marinir membutuhkan kapal-kapal yang dapat mengamankan wilayah perairan Indonesia yang jauh.

Panglima TNI Laksmana Agus Suhartono sementara itu mengatakan pada sebuah kesempatan bahwa marinir memesan dua KRC-40 dan akan memesan 20 lebih dari tipe yang berbeda.
KRC-40 akan beroperasi di perairan barat Indonesia yang secara geografis ditandai dengan pulau-pulau kecil dan dipisahkan oleh selat-selat.

KRI Clurit diberi nama dari belati orang Madura. Clurit berbentuk seperti sebuah tanda tanya, dipercaya merefleksikan karakter orang Madura yang tidak pernah puas dengan apa yang mereka miliki dan juga keuletan mereka.

(ANTARANews)

Taken from: Naval Today

Tidak ada komentar: